Selasa, 27 November 2012

FUNGSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK GURU MENJADI GURU YANG EFEKTIF

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah sebuah tujuan setiap guru dalam mengajar siswa. Untuk mendapatkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menggunakan bekal keilmuan yang pernah didapat pada waktu di perguruan tinggi (pre-service training). Sesuai dengan tugas guru sebagai fasilitator dan organisator di dalam proses belajar mengajar, guru harus mempunyai pengetahuan pre-service training tersebut dalam kategori sangat baik. Melihat kurikulum disejumlah prodi pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terdapat kelompok-kelompok mata kuliah yang diajarkan selama perkuliahan untuk mempersiapkan calon guru untuk terjun dalam dunia pendidikan.
Pembuatan kurikulum merupakan usaha sebuah (LPTK) sebagai pencetak tenaga kependidikan mempersiapkan calon pendidik sebelum mengajar dalam lembaga kependidikan. Didalam struktur kurikulum dimasukkan matakuliah-matakuliah yang memang benar-benar mampu memberikan kontribusi nyata dalam proses belajar mengajar dikeesokan hari apabila calon pengajar dalam LPTK lulus dan mengajar dalam lembaga kependidikan. Untuk itu setiap prodi mewajibkan kepada seluruh mahasiswanya untuk lulus pada setiap matakuliah yang diberikan. Salah satu matakuliah yang berkontribusi nyata dalam proses belajar mengajar adalah kelompok matakuliah dalam kompetensi utama yaitu matakuliah dasar dan keahlian wajib. Matakuliah yang dimaksud adalah matakuliah Psikologi Pendidikan. Matakuliah Psikologi Pendidikan dimasukkan dalam kelompok matakuliah dasar dan keahlian wajib dikarenakan matakuliah ini mampu memberikan pengetahuan kepada calon guru untuk mengetahui segala hal tentang perkembangan manusia, keadaan, linkungan dan sosial manusia. Hal ini sesuai dengan bidang kajian psikologi yaitu bidang perkembangan, kepribadian, pembelajaran dan pelatihan, sosial serta psikometri (Ali Maksum, 2008). Dengan bidang kajian psikologi tersebut diatas diharapkan guru mampu mengetahui metode yang tepat dalam proses belajar mengajar.
Sebelum lebih dalam membahas tentang psikologi pendidikan maka perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang pengertian psikologi pendidikan. Pengertian psikologi pendidikan dapat diurai dengan mengartikan dua kata yang menyusunnya. Dua kata tersebut adalah psikologi dan pendidikan. Psikologi berarti “ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia” (Ali Maksum, 2008 hlm 1) sedangkan pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (UU RI No. 20 tahun 2003). Menurut Nursalim dkk, 2007 bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu yang menghubungkan antara dua disiplin ilmu, yaitu psikologi dan pendidikan, dan terutama menekankan pada penggunaan metode-metode psikologi dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam konteks pendidikan yaitu penerapan metode-metode psikologi dalam proses pembelajaran bagi peserta didik.
Proses pembelajaran terjadi pada setiap satuan pendidikan oleh guru dan siswa sebagai peserta didik yang selanjutnya antara guru dan siswa terjadi interaksi yang disebut belajar mengajar. Yang dimaksud pendidik di sekolah adalah guru dan peserta didik adalah siswa. Selama proses interaksi ini berlangsung, antara guru dan siswa terjadi sebuah proses memberi dan menerima informasi. Guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Proses ini akan berjalan dengan baik dan tepat jika guru mampu mengetahui tahapan dan metode mengajar. Dalam psikologi pendidikanlah tahapan dan metode belajar mengajar dipelajari oleh guru. Sesuai dengan bidang kajian psikologi pendidikan yaitu bidang perkembangan, kepribadian, pembelajaran dan pelatihan, sosial serta psikometri, psikologi pendidikan akan mampu menjawab tantangan dalam kesulitan belajar mengajar pada guru di sekolah. Berikut ini adalah hubungan antara bidang kajian psikologi dalam dunia pendidikan.
1.      Perkembangan
Bidang kajian psikologi dalam perkembangan disini adalah merujuk pada perkembangan anak. Teori perkembangan dalam psikologi ini membahas tentang perkembangan anak dalam proses kehidupan dunia mulai dari lahir berkembang menjadi manusia dewasa sampai tua. Sedikitnya ada empat pandangan yang bisa mempengaruhi perkembangan anak. Pandangan tersebut adalah pandangan nativisme, pandangan naturalisme, pandangan environtalisme, pandangan konvergensi.
a.       Pandangan Nativisme, yang berpendapat bahwa anak mempunyai pembawaan sifat sejak lahir, baik sifat jelek maupun baik. Pandangan ini menganggap bahwa lingkungan tidak mempunyai peran dalam perkembangan anak. Pandangan ini awalnya diperkenalkan oleh filsof Jerman Schopenhauer (1788-1880).
b.      Pandangan Naturalisme, yang berpendapat bahwa semua anak mempunyai pembawaan sifat baik, tidak ada satu anakpun yang mempunyai pembawaan sifat jelek. Sifat jelek akan muncul pada seseorang anak jika ada pengaruh lingkungan yang jelek. Dalam pandangan ini peran pendidikan tidak dianggap sebagai pengaruh lingkungan, sehingga pandangan ini tidak menganggap pendidikan sebagai interaksi anak dengan lingkungan. Pandangan ini dibawa oleh filsuf Perancis yaitu J. J. Rouseau (1712-1778).
c.       Pandangan Environtalisme, yang berpendapat bahwa perkembangan anak sangat tergantung pada lingkungan, lingkungan disini termasuk pada proses pendidikan. Sehingga pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan anak. Tokoh pandangan ini adalah John Locke, filsuf Inggris (1632-1704).
d.      Pandangan Konvergensi, yang berpendapat bahwa lingkungan dan pembawaan sejak lahir sama-sama mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan anak. Pandangan ini dikembangkan oleh William Stern Ahli pendidikan Jerman (1871-1939).
(Dinn Wahyudin dkk, 2007)
2.      Kepribadian
Dalam proses belajar mengajar guru sepatutnya mengetahui kepribadian siswa. Kepribadian yang dipelajari dalam psikologi antara lain:
a.       Penyesuaian diri, dalam proses perkembangan anak selalu berinteraksi dengan lingkungan sehingga hal ini menuntut anak harus bisa berinteraksi dengan lingkungan.
b.      Konsep diri, yang menyatakan atas tingkah laku anak yang dipengaruhi oleh gambaran individu.
c.       Motivasi, persisten dan usaha. Hal ini akan membantu seseorang dalam mencapai sebuah tujuan/ cita-cita. Karena dalam mencapai cita-cita diperlukan energi dalam diri dan dorongan dari luar tidak hanya faktor bawaan dan pengalaman saja.
d.      Kecemasan, setiap individu mempunyai kecemasan dalam mengahdapi sesuatu. Bahkan kecemasan ini mampu membuat efek negatif terhadap perilaku individu.
3.      Pembelajaran dan Pelatihan
Didalam pembelajaran dan pelatihan psikologi mempelajari tentang proses belajar, hukum-hukum belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran, kegagalan dan kesuksesan.
4.      Sosial
Sebagai makhluk sosial manusia selalu berhubungan satu dengan yang lainnya. Dengan berhubungan akan memunculkan tujuan-tujuan hidup yang sama dalam hubungan tersebut. Didalam kelompok tersebut akan terjadi saling tukar informasi melalui proses komunikasi. Hal ini akan mendorong manusia menjadi kelompok-kelompok, mulai dari lingkup terkecil sampai besar sehingga terjadi dinamika kelompok. Didalam kelompok tersebut akan muncul persaingan dan kerjasama. Sehingga perlu managemen dalam sebuah kelompok atau perkumpulan kelompok-kelompok tersebut. Hal-hal diatas dipelajari didalam psikologi.
5.      Psikometri, didalam psikologi terdapat pengukuran-pengukuran kejiwaan dan pengukuran perbedaan-perbedaan individu serat kelompok. Pengukuran kejiwaan contohnya dalam pengukuran intelegensi, kepribadian dan tingkah laku.
Dari seluruh kajian psikologi diatas dapatlah kita ketahui bagaimana ilmu psikologi berkontribusi dalam guru melakukan proses belajar mengajar. Dengan mengetahui pandangan perkembangan anak diatas guru akan tahu seberapa penting pendidikan dalam proses perkembangan anak didik. Sehingga guru akan selalu memberikan yang terbaik kepada siswa dalam proses perkembangan/ pendewasaan siswa dengan proses belajar mengajar di sekolah. Guru akan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam pemberian materi kepada siswa. Tidak kalah pentingnya kajian yang kedua adalah pelatihan dan pengajaran dalam pendidikan karena pelatihan dan pengajaran merupakan kegiatan inti dalam pendidikan. Melalui pelatihan dan pengajranlah pendidikan berlangsung. Tanpa mempelajari tentang tata cara pelatihan dan pengajaran dari ilmu psikologi maka guru tidak akan mampu mengajar dengan baik dalam pendidikan. Dunia sosial siswa perlu dikaji oleh guru melalui psikologi karena keadaan sosial merupakan lingkungan siswa yang menurut pandangan kenvergensi berkontribusi dalam proses perkembangan anak. Untuk menentukan kejuruan siswa perlu diadakan test-test pengukuran atas kecerdasan siswa (IQ) dan juga kepribadian siswa. hal ini tidak akan didapat pada ilmu lain selain psikologi.
Sudah jelaslah bahwa ilmu psikologi yang digabungkan dengan ilmu pendidikan yaitu psikologi pendidikan sangat diperlukan oleh guru agar dapat membentuk seorang calon guru/ guru menjadi guru yang efektif. Karena guru adalah sebuah profesi dan profesi merupakan “sebuah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya” (Djam’an Satori, 2007:1.3). sehingga guru tidak bisa dijabat/ dikerjakan oleh sembarang orang yang tidak mempunyai keahlian dalam kategori baik dalam kajiannya.
Terkait dengan profesi, ilmu psikologi pendidikan berperan sangat penting bagi guru pendidikan jasmani dalam keprofesiannya didalam pembelajaran pendidikan jasmani. Karena didalam pembelajaran pendidikan jasmani guru dituntut mampu mengakomodasi pemenuhan kebutuhan gerak siswa dalam berbagai variasi karakteristik, perkembangan dan kebutuhan siswa. Guru diharuskan membedakan pemberian tugas gerak kepada masing-masing kelompok anak yang mempunyai perkembangan dan karakteristik berbeda. Dengan begitu tugas gerak akan sesuai dengan tuntutan kebutuhan gerak atas perkembangan dan karakteristik peserta didik. Menurut Yoyo dan Adang Suherman, 2000 bahwa penyelengggaraan pendididkan jasmani haruslah mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu “Developmentally Appropriate Practice” yang artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Jika guru tidak mengetahui perkembangan dan karakteristik siswa, maka dikhawatirkan pemberian tugas gerak tidak akan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Jika tugas gerak tidak memperhatikan perkembangan anak, maka tujuan pendidikan jasmani yaitu meningkatkan potensi fisik termasuk kebugaran akan tidak tercapai jika tugas terlalu ringan. Yang lebih parah lagi mungkin pertumbuhan anak akan tidak optimal dikarenakan tugas terlalu berat.
Untuk menghindari hal diatas, salah satu yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani adalah dengan belajar ilmu psikologi pendidikan yang kajian pembahasannya mampu memberikan kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan peserta didik dalam perkembengan dan karakteristik siswa sehingga guru pendidikan jasmani akan mengidentifikasi terlebih dahulu karakteristik siswa sebelum membuat perencanaan pembelajaran. Selanjutnya guru pendidikan jasmani akan melaksanakan perencanaan pembelajaran tersebut dengan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteritik siswa sehingga sistem evaluasi pembelajaran pun akan terlaksanakan sesuai dengan perencanaan sehingga keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang menjadi sebuah tujuan setiap guru dalam mengajar siswa akan terwujud.




DAFTAR RUJUKAN

______. 2009. Buku Pedoman Universitas Negeri Surabaya Fakultas Ilmu Keolahragaan. Tidak dipublikasikan.
Ali Maksum. 2008. Psikologi Olahraga Teori dan Aplikasi. Surabaya: Unesa University Press.
Dinn Wahyudin dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Djam’an Satori dkk. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mochamad Nursalim dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabya: Unesa University Press.
Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdiknas.
Undang-undang RI Nomor 2 tahun 1989. (2011). Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Online). Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/(29 September 2011).
Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas.

Kamis, 08 November 2012

HASIL PERLOMBAAN ATLETIK POPDA IX-2012 SURABAYA

Berikut ini adalah hasil perlombaan Atletik POPDA IX tahun 2012 Kota Surabaya yang diikuti oleh 38 Kabupaten dan Kota dari seluruh daerah Jawa Timur. POPDA IX tahun 2012 Kota Surabaya terdiri dari nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Perlombaan ini dilaksanakan di Stadion Oentoeng Poedjadi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Lidah Wetan Surabaya pada hari Rabu, 7 Nopember hingga Kamis, 8 Nopember 2012. Hari rabu dilaksanakan pada pukul 07:00 - 17:10 dan hari Kamis dilaksanakan pukul 06:30 - 17:15 dengan hasil rekap medali sebagai berikut:


TEAM                        GOLD SILVER BRONZE TOTAL            
========================= ====== ====== ======  =====            
KOTA KEDIRI                    6      1      0      7            
KOTA MALANG                    5      4      5     14            
KOTA BLITAR                    3      2      1      6            
KABUPATEN NGANJUK              3      0      1      4            
KABUPATEN TUBAN                2      4      1      7            
KOTA SURABAYA                  2      2      5      9            
KABUPATEN SUMENEP              2      2      0      4            
KABUPATEN LAMONGAN             2      1      2      5            
KABUPATEN BOJONEGORO           2      1      2      5            
KABUPATEN BANYUWANGI           2      1      2      5            
KABUPATEN JOMBANG              1      3      4      8            
KABUPATEN MALANG               1      3      1      5            
KOTA PROBOLINGGO               1      2      2      5            
KOTA PASURUAN                  1      1      2      4            
KABUPATEN PASURUAN             1      1      0      2            
KABUPATEN PAMEKASAN            1      1      0      2            
KABUPATEN SAMPANG              1      1      0      2            
KABUPATEN BONDOWOSO            1      0      1      2            
KOTA MADIUN                    1      0      1      2            
KABUPATEN TRENGGALEK           1      0      0      1            
KABUPATEN LUMAJANG             1      0      0      1            
KABUPATEN BLITAR               1      0      0      1            
KABUPATEN GRESIK               0      2      2      4            
KABUPATEN SITUBONDO            0      2      2      4            
KABUPATEN TULUNGAGUNG          0      2      0      2            
KABUPATEN MOJOKERTO            0      1      2      3            
KABUPATEN JEMBER               0      1      1      2            
KABUPATEN KEDIRI               0      1      0      1            
KABUPATEN NGAWI                0      1      0      1            
KABUPATEN PACITAN              0      1      0      1            
KABUPATEN PONOROGO             0      0      3      3            
KABUPATEN SIDOARJO             0      0      1      1            

dengan hasil lengkap dapat di download pada link berikut ini:

Surabaya, 8 Nopember 2012
Delegasi Teknik CABOR Atletik




Dwitojo